Kamis, 14 Agustus 2014

Cara Mem-posting Track Soundcloud di Blog

Soundcloud, forum berbagi file audio ini digandrungi banyak orang untuk meng-upload file audio mereka untuk dikonsumsi publik. Banyak cover lagu yang keren-keren. Banyak bakat terpendam yang tersalurkan di sini. Dari permainan piano, gitar, sampai musikalisasi puisi, bahkan tembang Jawa.

Saya sebagai penikmat dan pemirsa juga bersorak senang karena kita bisa membuat playlist lagu-lagu yang kita suka dan menamai folder-nya sesuka kita. File-file tertentu bahkan bisa diunduh. Kita bisa re-post track yang kita suka; dan semua track yang kita re-post akan terkumpul menjadi satu di tab "stream", jadi kita bisa memutarnya kembali sewaktu-waktu. Kita juga bisa share track favorit kita di media sosial, Facebook, Twitter, Google +, Pinterest, bahkan kita bisa upload di blog pribadi kita.

Share di Facebook dan Twitter tidak masalah, tetapi saya sempat bingung dan penasaran waktu mau upload track/lagu di Soundcloud ke postingan blog (saya pakai blogspot). Sudah googling, tapi hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya mencoba-coba sendiri dan berhasil. Saya posting caranya di sini, semoga bermanfaat.

1. Yang sudah punya akun di Soundcloud bisa langsung capcus ke langkah berikutnya. Yang belum punya akun silakan sign up, gampang kok. ^_^

2. Pilih satu track yang akan di-posting di artikel kita, lalu klik tanda share.
1390589707624632378

3. Pada boks yang muncul kemudian, pilih embed, kemudian copy "Embed Code" yang tersedia.
1390589965612914737

4. Jika Anda menggunakan WordPress, copy "WordPress Code" yang tersedia.
13905901801563555158

5. Masuk ke blog Anda. Buat entri baru atau buka artikel yang sudah Anda siapkan. Klik tab "html", dan paste "Embed Code" tadi ke tempat yang disediakan.
13905907531336265649

6. Tulis dan selesaikan artikel (posting) Anda di bagian "compose"
1390590868451119440

7. Jika ingin mem-posting lebih dari satu track dalam satu artikel, tinggal ulangi saja langkah-langkah di atas.

8. Selesai. Silakan preview dan publish artikel Anda, dan taraaa ... sudah ada track Soundcloud-nya. Klik play dan let's sing!

Mudah, kan? Contoh hasilnya bisa dilihat di sini atau di sini
Yang sudah praktik, mau dong di-share link-nya di sini. *ketip2*

Selasa, 12 Agustus 2014

Age Doesn't Matter [Unless You're A Cheese]*

http://photo.elsoar.com/wp-content/images/Colorful-happy-birthday-doodle.jpg


Hari ini mantan pacar ulang tahun. Cie cieee. Seperti biasa, grup WA saudara-saudara rame. Kira-kira begini ramenya.

Leni: Met ultah, Leo. Bertambah hikmat dan kasih Allah. Amin
Dandy: Lho, ultah to? Yg ke berapa? :P
Dinda: Yang keberapa mas?
Wing: 36
Leo: Wis tuek juga ya? :D
Dandy: Ah, biasa aja.
Leo: Sing ngomong biasa saja mesti luwih tuwo. :P
Dandy: Sithik :D
Wiwin: Age doesn't matter.
Dandy: Ho oh .... Yg matter itu boyok.

Hehehe. Bisa aja.

***


Ulang tahun = momen berhenti
Setiap orang memiliki patokan usianya masing-masing, mematok pencapaian-pencapaian tertentu pada usia tertentu. Berjalan ... membuat resolusi ... berjalan lagi .... membuat resolusi lagi. Demikian. Dan hari ulang tahun sering menjadi penanda sekaligus mesin hitung: apa saja yang sudah dilakukan, apa saja yang sudah diraih, apa saja yang belum dilakukan, apa saja yang masih ingin diraih.

Salahkah? Tentu saja tidak. Dalam pemahaman saya justru itu baik. Seperti orang berjalan, sesekali dia harus berhenti untuk melakukan banyak hal: merayakan perjalanan yang sudah berlalu, menakar kekuatan dan mempersiapkan bekal untuk memulai perjalanan baru.

Age doesn't matter [unless you're a cheese]
Setiap berangkat ke kantor, di sebuah jalan tak jauh dari kantor, saya selalu berjumpa dengan seorang kakek dengan rambut gondrong dan jenggotnya yang sudah memutih. Yang membuat saya takjub adalah dia masih terlihat ringan dan bersemangat mengayuh inline skate. Waaahhh. Beberapa kali saya sengaja melambatkan kendaraan dan mengikuti di belakangnya, mencoba mencuri semangatnya ... hehehe..... You are as old as you feel! Dia benar-benar kakek yang bersemangat muda.

Age doesn't matter [unless you're a cheese]. Usia tidaklah menjadi masalah untuk kita melakukan banyak hal. Kita bisa lihat buktinya dalam diri orang-orang di sekitar kita. Usia menjadi benar-benar masalah untuk keju (dan wine). Hehe. Keju dan wine yang "masih muda" tidak seenak keju dan wine yang "berusia tua". Iya, kan?

Mengiringi perjalanan usia, kemunduran dalam hal fisik adalah pasti dan alami. Namun, kematangan dalam hal berpikir dan bertindak tetap harus dijaga dan diupayakan. Jangan sampai usia menggerus semangat. Jangan sampai usia memberikan permisi untuk otot menjadi malas dan otak menjadi lemas.


Terlebih dari semua itu, bersyukur adalah segalanya. Mensyukuri usia kita, mensyukuri kesehatan, mensyukuri apa yang sudah kita lakukan, apa yang sudah kita dapatkan, bahkan mensyukuri bahwa pada usia kita yang sekarang kita masih memiliki banyak hal yang ingin kita lakukan dan wujudkan, demi diri kita, demi orang-orang yang kita sayangi. Aaahh, tiba-tiba jadi melow.

Time is what you do with it
Itu adalah tagline sebuah iklan jam tangan mewah. Rasanya ungkapan tersebut tepat sekali untuk memaknai semua hal yang kita lakukan untuk mengisi waktu demi waktu yang sudah dianugerahkan bagi kita, berapa pun usia kita saat ini. Waktu akan berlalu dan berganti, tetapi apa yang kita lakukan akan membuat setiap waktu hidup kita menjadi bermakna atau kosong belaka.

Mari bersahabat dengan usia kita. Mari merayakan ulang tahun kita dengan kebahagiaan karena ulang tahun adalah momen untuk meneguhkan tekad, membarui semangat, dan mensyukuri berkat.

Selamat ulang tahun.

*judul pinjam dari judul buku di Amazon.com

Minggu, 03 Agustus 2014

Raksasa Penjaga Berkat

Pagi ini dicerahkan dengan cerita tentang Daud ketika melawan Goliat.

Goliat berasal dari desa Gat, salah satu dari desa-desa tempat kediaman orang Enak/Anakim yang adalah keturunan raksasa. Barisan tentara Saul tak satu pun yang berani melawannya.

Mengapa? Karena Allah sedang mempersiapkan Daud menjadi raja. Jika orang-orang Filistin dijatuhkan oleh tentara Saul, Daud akan tetap menjadi seorang penggembala kambing domba. Ia tidak akan pernah menjadi raja.

Hal yang lebih besar dari itu adalah sesuatu yang membuatnya datang ke medan pertempuran itu dan bertemu dengan Goliat, yaitu perintah ayahnya untuk membawakan gandum dan roti bagi kakak-kakaknya. Daud bisa saja menolak permintaan ayahnya, apalagi kakak-kakaknya itu membencinya. Namun, ia adalah anak yang taat kepada orangtuanya. Daud berangkat. Dan di sanalah ia bertemu Goliat.

Intinya, raksasa Goliat ditaruh Tuhan di hadapan Daud supaya hanya Daud yang dimampukan menjatuhkannya. Raksasa ditaruh Tuhan di hadapan Daud untuk menjaga berkat yang sudah disiapkan Tuhan baginya, menjadi raja.

Namun, kunci pentingnya adalah Daud membawa nama Tuhan dalam pertempurannya; kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan dirinya.

***

Lesson learned.

Entah berapa banyak “raksasa” yang saya jumpai dalam keseharian, di rumah, di jalan, di kantor, dan di mana saja. Raksasa itu kelihatannya menghambat, entah menghambat karier atau hal lainnya. Namun, raksasa itu bisa jadi adalah ujian (bukan cobaan), apakah kita gentar atau pantang menyerah; apakah kita siap menyambut berkat atau tidak.

Tidak seharusnya saya gentar menghadapi raksasa-raksasa yang menjaga berkat yang sudah dikhususkan Tuhan bagi saya.

Bukan raksasa-nya yang penting, melainkan SIAPA yang bersama saya menghadapi raksasa itu.

Tidak takuuut! *Niru iklan sabun kesehatan*


https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/394493_416793825035198_1516792252_n.jpg