Hari ini mantan pacar ulang tahun. Cie cieee. Seperti biasa, grup WA saudara-saudara rame. Kira-kira begini ramenya.
Leni: Met ultah, Leo. Bertambah hikmat dan kasih Allah. Amin
Dandy: Lho, ultah to? Yg ke berapa? :P
Dinda: Yang keberapa mas?
Wing: 36
Leo: Wis tuek juga ya? :D
Dandy: Ah, biasa aja.
Leo: Sing ngomong biasa saja mesti luwih tuwo. :P
Dandy: Sithik :D
Wiwin: Age doesn't matter.
Dandy: Ho oh .... Yg matter itu boyok.
Hehehe. Bisa aja.
***
Ulang tahun = momen berhenti
Setiap orang memiliki patokan usianya masing-masing, mematok pencapaian-pencapaian tertentu pada usia tertentu. Berjalan ... membuat resolusi ... berjalan lagi .... membuat resolusi lagi. Demikian. Dan hari ulang tahun sering menjadi penanda sekaligus mesin hitung: apa saja yang sudah dilakukan, apa saja yang sudah diraih, apa saja yang belum dilakukan, apa saja yang masih ingin diraih.
Salahkah? Tentu saja tidak. Dalam pemahaman saya justru itu baik. Seperti orang berjalan, sesekali dia harus berhenti untuk melakukan banyak hal: merayakan perjalanan yang sudah berlalu, menakar kekuatan dan mempersiapkan bekal untuk memulai perjalanan baru.
Age doesn't matter [unless you're a cheese]
Setiap berangkat ke kantor, di sebuah jalan tak jauh dari kantor, saya selalu berjumpa dengan seorang kakek dengan rambut gondrong dan jenggotnya yang sudah memutih. Yang membuat saya takjub adalah dia masih terlihat ringan dan bersemangat mengayuh inline skate. Waaahhh. Beberapa kali saya sengaja melambatkan kendaraan dan mengikuti di belakangnya, mencoba mencuri semangatnya ... hehehe..... You are as old as you feel! Dia benar-benar kakek yang bersemangat muda.
Age doesn't matter [unless you're a cheese]. Usia tidaklah menjadi masalah untuk kita melakukan banyak hal. Kita bisa lihat buktinya dalam diri orang-orang di sekitar kita. Usia menjadi benar-benar masalah untuk keju (dan wine). Hehe. Keju dan wine yang "masih muda" tidak seenak keju dan wine yang "berusia tua". Iya, kan?
Mengiringi perjalanan usia, kemunduran dalam hal fisik adalah pasti dan alami. Namun, kematangan dalam hal berpikir dan bertindak tetap harus dijaga dan diupayakan. Jangan sampai usia menggerus semangat. Jangan sampai usia memberikan permisi untuk otot menjadi malas dan otak menjadi lemas.
Terlebih dari semua itu, bersyukur adalah segalanya. Mensyukuri usia kita, mensyukuri kesehatan, mensyukuri apa yang sudah kita lakukan, apa yang sudah kita dapatkan, bahkan mensyukuri bahwa pada usia kita yang sekarang kita masih memiliki banyak hal yang ingin kita lakukan dan wujudkan, demi diri kita, demi orang-orang yang kita sayangi. Aaahh, tiba-tiba jadi melow.
Time is what you do with it
Itu adalah tagline sebuah iklan jam tangan mewah. Rasanya ungkapan tersebut tepat sekali untuk memaknai semua hal yang kita lakukan untuk mengisi waktu demi waktu yang sudah dianugerahkan bagi kita, berapa pun usia kita saat ini. Waktu akan berlalu dan berganti, tetapi apa yang kita lakukan akan membuat setiap waktu hidup kita menjadi bermakna atau kosong belaka.
Mari bersahabat dengan usia kita. Mari merayakan ulang tahun kita dengan kebahagiaan karena ulang tahun adalah momen untuk meneguhkan tekad, membarui semangat, dan mensyukuri berkat.
Selamat ulang tahun.
*judul pinjam dari judul buku di Amazon.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar