Rabu, 12 Agustus 2015

Nyaman dengan Diri Sendiri


#manusia yang terbuat dari semangat


Apakah Anda punya teman atau pernah bertemu dengan seseorang yang tidak pernah tampil berlebihan, tetapi selalu terlihat menarik? Atau, apakah Anda mengenal seseorang yang selalu habis-habisan meng-update penampilan, tetapi Anda melihatnya biasa-biasa saja?


Atau, mari kita melihat diri masing-masing, kita lebih mirip orang pertama atau orang kedua? Kalau saya lebih memilih menjadi orang pertama. Bukan apa-apa sih, orang pertama biasanya punya pembawaan yang asyik, dan yang lebih penting orang yang demikian biasanya biaya operasionalnya tidak tinggi. Haha *hallah.abaikan*

Salah satu faktor X yang membuat seseorang terlihat istimewa di mata orang lain dan percaya diri adalah ia merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Maksud saya “nyaman dengan diri sendiri” bukan berarti orang yang sok pede dengan penampilannya. “Nyaman dengan diri sendiri” yang saya maksudkan adalah ia tidak merasa menjadi seseorang yang terjebak dalam tubuh orang lain. Ia menerima keberadaan dirinya. Ia sungguh-sungguh merasakan kehadiran setiap detail bagian tubuhnya dan menghargainya. Ia menikmati hidupnya.

Pada satu masa dalam kehidupan, saya pernah menjadi seseorang yang selalu dihinggapi kekhawatiran, mudah diserang khawatir. Khawatir akan segala hal; akan kesehatan saya, akan masa depan saya, akan pendidikan saya, akan kondisi keuangan saya, akan orangtua saya, akan pekerjaan saya, bahkan parahnya akan penampilan saya. Pada masa-masa itu, rasanya waktu saya habis untuk mengkhawatirkan banyak hal.

Di sisi lain, ada teman saya yang setiap hari berjumpa dengan saya yang dalam pandangan saya dia “seperti tidak pernah punya masalah”, padahal fisiknya lumayan lemah, sering jatuh sakit, flu tulang lagi sakitnya. Herannya, dia “punya banyak waktu” untuk tertawa dan mengobrol dengan orang lain. Bahkan dia sepertinya tidak pernah mempermasalahkan segala sesuatu. Dia benar-benar santai, benar-benar menikmati hidupnya. Dan tebak, meskipun saya tahu dulu nilai sekolah dia pas-pasan, sekarang dia sudah sangat mapan dalam pekerjaannya dan nyaman dengan kehidupan keluarganya. 

Dia punya faktor X yang tadi saya sebutkan. 

Mari  kita mulai menikmati keberadaan dan kehidupan kita. Semangat!