Ketika
sedang dalam kesulitan atau dalam keadaan kepepet, berjumpa dengan
seseorang yang baik hati sungguh terasa menyejukkan. Kebaikan sederhana
menjadi istimewa.
Pertengahan
minggu kemarin kami mendapat kabar bahwa kerabat kami yang tinggal di
Kudus meninggal dan dimakamkan hari itu juga. Supaya tidak terlambat
datang ke acara pemakanan, kami harus segera berangkat pagi itu karena
perjalanan ke sana membutuhkan waktu 4–5 jam.
Yang
membuat kami agak khawatir adalah hari-hari itu adalah hari-hari bensin
“langka” di SPBU. Bagaimana kalau bensin habis sebelum tiba di Kudus.
Atau, bagaimana kalu sudah tiba di Kudus, tetapi tidak bisa pulang.
Sebenarnya pemikiran ini mungkin sedikit berlebihan, tetapi dalam
keadaan panik dan tergesa-gesa, urusan bbm ini sempat membuat tidak
tenang sepanjang perjalanan.
Memasuki
Jalan Raya Soli-Purwodadi, SPBU kehabisan stok bahan bakar. Warga
sampai mengantrikan sepeda motor dan jeriken mereka. Bahkan jerikan
mereka mengular hingga keluar area SPBU. Waduh, kami semakin ketir-ketir
sambil berharap semoga ada yang menjual bensin eceran sehingga kami
tidak perlu mengantri karena waktu untuk mengantri lumayan untuk
meneruskan perjalanan.
Dan
benar, setelah meneruskan perjalanan beberapa saat, kami berjumpa
dengan pasangan suami istri setengah baya penjual bensin eceran. Saya
sudah berpikiran buruk, wah bisa 10 ribu nih per liter. Tapi
pikiran buruk kami tidak terbukti. Mereka menjual bensin tetap dengan
harga biasanya meskipun saat itu mereka juga sedang kesulitan untuk
mendapatkan stok. Takjub dengan kebaikan hati mereka, saya tidak tahan
untuk tidak berkomentar, “Wah, Ibu baik sekali, tidak menaikkan harga.”
Dengan sederhana ibu itu menjawab, “Iya, Mbak. Nggak apa-apa. Seperti
biasanya saja. Kita sama-samalah.”
Wow,
hati saya langsung terasa sejuk mendengar ungkapan “sepenanggungan”
dari si ibu dan di-iya-kan oleh suaminya. Padahal melihat kondisi tempat
tinggal mereka, mereka hidup sangat sederhana. Dan kalau mereka mau,
mereka bisa menjadikan kesempatan ini untuk mengeruk untuk lebih banyak,
apalagi mereka melihat plat kendaraan kami adalah plat luar kota.
Namun, mereka tidak melakukannya.
Si
Ibu itu tidak pernah tahu bahwa kebaikan kecilnya benar-benar menyentuh
hati saya. Terima kasih, semoga Ibu dan Bapak selalu sehat dan
berlimpah berkat.
Baca Perjalanan #2
Tidak ada komentar :
Posting Komentar