Genap satu bulan anak lanang masuk TK. Sebenarnya sih TK A, tapi banyak yang mengira sudah TK B karena postur badannya yang tinggi.
Hari pertama dia pakai seragam merah putih, lengkap dengan dasi, rompi, dan topi, rasanya begitu terharu memandangnya. Kira-kira 25 tahun silam, saya seperti itu. Dan sekarang saya memandang anak sendiri dengan pakaian seragam. Jadi membayangkan, mungkin begini yang dirasakan ibu 25 tahun yang lalu. :D
Hanya bertiga di rumah, tanpa pembantu atau anggota keluarga yang lain, membuat kesibukan pagi selalu heboh, riweh, dan keponthal-ponthal (pinjam istilah kawan ^_^), tapi banyak pelajaran berharga.
Pelajaran berharga pertama, pelajaran bangun lebih pagi. Yang ini perlu adaptasi keras mengingat saya ngantukan dan hobi tidur, eh ketiduran. :D
Pelajaran berharga kedua, meluangkan waktu lebih banyak untuk mendampingi. Biasanya kesibukan sore sampai malam diisi dengan main bareng anak, beres-beres rumah, mencuci, baca buku, nonton film, bla bla bla. Sekarang, semua harus diatur ulang. Bagaimanapun, kata banyak buku parenting, anak mengeja cinta dengan W-A-K-T-U.
Pelajaran berharga ketiga, menjaga sikap dan perkataan karena daya serap anak itu seperti spons. Hehehe, idealis banget kedengarannya. Tapi semenjak menjadi ibu dan anak lanang sudah mulai berinteraksi dengan orang lain, hal ini terasa menjadi sangat penting.
Pelajaran berharga keempat, tentu saja berhemat. Sekolah zaman sekarang tidak ada yang murah. :D
Pelajaran berharga kelima, fiuuhhh, harus lebih sabar. Saban hari, selalu ada “kejutan”. Dari celetukan-celetukan yang belum pernah terdengar keluar dari mulutnya sampai baju yang belepotan tanah. Jadi ingat iklan detergen, “kalau nggak kotor, ya nggak belajar”. Dulu waktu masih gadis, belum menikah dan punya anak, saya setuju banget sama tag line itu. Sekarang? Kalau bisa belajar tanpa harus berkotor-kotor, saya mungkin memilih yang terakhir ini. Hehe
Tapi, di antara semua itu, pelajaran terbesarnya adalah bertiga semakin kompak. Berusaha saling mandiri, membantu, dan mengasihi. Memaksimalkan cinta di bawah atap, begitu kata Leo Tolstoy.
Hari pertama dia pakai seragam merah putih, lengkap dengan dasi, rompi, dan topi, rasanya begitu terharu memandangnya. Kira-kira 25 tahun silam, saya seperti itu. Dan sekarang saya memandang anak sendiri dengan pakaian seragam. Jadi membayangkan, mungkin begini yang dirasakan ibu 25 tahun yang lalu. :D
Hanya bertiga di rumah, tanpa pembantu atau anggota keluarga yang lain, membuat kesibukan pagi selalu heboh, riweh, dan keponthal-ponthal (pinjam istilah kawan ^_^), tapi banyak pelajaran berharga.
Pelajaran berharga pertama, pelajaran bangun lebih pagi. Yang ini perlu adaptasi keras mengingat saya ngantukan dan hobi tidur, eh ketiduran. :D
Pelajaran berharga kedua, meluangkan waktu lebih banyak untuk mendampingi. Biasanya kesibukan sore sampai malam diisi dengan main bareng anak, beres-beres rumah, mencuci, baca buku, nonton film, bla bla bla. Sekarang, semua harus diatur ulang. Bagaimanapun, kata banyak buku parenting, anak mengeja cinta dengan W-A-K-T-U.
Pelajaran berharga ketiga, menjaga sikap dan perkataan karena daya serap anak itu seperti spons. Hehehe, idealis banget kedengarannya. Tapi semenjak menjadi ibu dan anak lanang sudah mulai berinteraksi dengan orang lain, hal ini terasa menjadi sangat penting.
Pelajaran berharga keempat, tentu saja berhemat. Sekolah zaman sekarang tidak ada yang murah. :D
Pelajaran berharga kelima, fiuuhhh, harus lebih sabar. Saban hari, selalu ada “kejutan”. Dari celetukan-celetukan yang belum pernah terdengar keluar dari mulutnya sampai baju yang belepotan tanah. Jadi ingat iklan detergen, “kalau nggak kotor, ya nggak belajar”. Dulu waktu masih gadis, belum menikah dan punya anak, saya setuju banget sama tag line itu. Sekarang? Kalau bisa belajar tanpa harus berkotor-kotor, saya mungkin memilih yang terakhir ini. Hehe
Tapi, di antara semua itu, pelajaran terbesarnya adalah bertiga semakin kompak. Berusaha saling mandiri, membantu, dan mengasihi. Memaksimalkan cinta di bawah atap, begitu kata Leo Tolstoy.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar