#monthly.challenge
#manusia.yang.terbuat.dari.semangat
Awal tahun dibuka dengan dua kali sakit dan pekerjaan kantor yang [kebetulan] pas banyak-banyaknya benar-benar menguras energi. Sampai-sampai di penghujung bulan begini baru sempat menuliskan challenge ini. Seharusnya ini bukan alasan kan, ya?
Ini adalah monthly challenge pertama tahun ini. Temanya cocok banget, tentang target. Gampang sekali diomongkan, tetapi perjalanannya sering kali tidak semudah itu. Proses mengejar target biasanya menggebu-gebu di depan, surut di tengah-tengah, dan padam sebelum sampai akhir. Semoga kali ini tidak!
Apa yang membuat target sering kali menjadi susah dicapai? Bisa karena targetnya terlalu besar atau bisa juga upaya kita yang kurang besar. Hehehe. Sounds familliar.
Belajar dari perjalanan tahun kemarin—target bisa dicapai, tetapi saya merasa tidak maksimal (hanya ala kadarnya)—ada dua hal yang kemudian ingin saya perbaiki.
1. Menyederhanakan Target
Dalam proses mencapai target, kadang-kadang kegamangan datang ketika waktu terus berjalan, tetapi kita merasa belum melakukan apa-apa. Menyederhanakan target, dalam pemahaman saya, bisa dilakukan dengan memproyeksikan target tahunan kita menjadi "pecahan" yang lebih kecil.
Misalnya, tahun ini saya membuat target belajar menjahit. Target "belajar menjahit" harus ada parameter pencapaian yang kasat mata. Produk jadinya harus ada dan terlihat, bisa berupa baju, tas, atau yang lain. Tahun kemarin, saya juga membuat target "belajar menjahit", tetapi saya tidak berusaha membuat target-target pendek mengenai hal itu. Hasilnya, selama satu tahun kemarin, saya hanya berhasil menjahit satu baju.
Tahun ini, saya berusaha menyederhanakan target dengan memproyeksikannya dalam proyek bulanan, yaitu satu proyek menjahit setiap bulan. Tidak harus menjahit baju. Proyek bulanan ini juga bisa saya gunakan untuk mengasah lagi hal-hal yang kurang saya kuasai dalam menjahit.
Saya suka dengan apa yang disampaikan oleh Tommy Hopkins mengenai pencapaian sasaran. Ada prinsip sederhana yang bisa kita terapkan, yaitu setiap hari kita harus melakukan sesuatu yang menggerakkan kita ke arah tujuan dan impian kita (baca: target). Inilah yang menginspirasi saya untuk menyederhanakan target saya tahun ini. Semoga ini juga menginspirasi Anda.
2. Sense of Urgency
Target-target pendek yang saya sampaikan di atas ternyata mampu memunculkan sense of urgency (perasaan terdesak) untuk segera melakukan sesuatu. Misalnya, monthly challenge ini. Kami berempat sengaja membuatnya bulanan (bukan tahunan) supaya kami masing-masing punya semacam sense of urgency jika bulan segera berakhir. Seperti yang sedang saya lakukan ini, bulan sudah hampir berakhir dan tangan saya langsung terpanggil untuk ketak-ketuk di atas keyboard. Hehehe.
Target belajar menjahit juga demikian. Begitu saya tetapkan "satu proyek menjahit setiap bulan", saya seperti digerakkan untuk segera melakukan sesuatu. Ada bahan kain sudah teronggok di rumah sejak bulan kemarin, dan hari ini sudah selesai dieksekusi. Yeaayy!
Menyederhanakan target dan sense of urgency, saya mendapatkan sesuatu yang baru dari sini. Semoga Anda juga.
Semangat!
Aa, poin satu ituuu sudah muncul di otakku tapi dirimu lebih keren karena sudah menuliskannya! Semoga tambah kreatif dalam hal menjahit, Mbak!
BalasHapus