Kamis, 23 Oktober 2014

90 Days Project — Mengunjungi Kawan "Lama"

Saya mempunyai seorang kawan baik yang sudah sangat lama kami tidak saling ketemu, apalagi berkunjung ke rumahnya. Dulu waktu masih tinggal sekota saja saya jarang sekali main ke rumahnya, apalagi sekarang kami beda kota.

Awal Minggu kemarin, sepulang dari menghadiri resepsi seorang teman yang lain, saya (dan suami) sengaja menyempatkan "dolan" ke rumahnya, temu kangen dan sekalian mengobrol dengan ayah ibunya. Kami juga kenal baik dengan orangtuanya.

Hampir kesasar kami mencari rumahnya karena tampilan depannya sudah sangat berubah. Bagian depan rumahnya yang dulu tanah berbatu-batu sekarang sudah ditutup dengan konblok dan semen. Dari luar memang sangat terasa panasnya, tetapi begitu masuk ke rumah, tidak berubah. Masih seperti dulu. Ruangan dalam rumah sederhana itu memancarkan hawa sejuk seperti terakhir kali kami berkunjung. Pasti kami benar-benar sudah sangat lama tidak berkunjung sampai-sampai ibu pangling melihat saya. Hiks.

Dan masih seperti dulu juga, meja ruang tamu selalu ada makanan tradisional. Kemarin ada tahu goreng, mendut, pisang goreng. Duh apalagi ya kemarin. Saya sih langsung nyomot mendut karena sudah lama tidak berjumpa dengan makanan yang dibuat dari ketan dan diisi dengan kelapa parut manis itu. Kalau tidak habis njagong mungkin saya sudah habis 3. Hehehe.

Dan masih seperti dulu juga, ayah ibu sangat ramah dan akrab, membuat siapa pun yang datang merasa sangat diterima. Obrolan ngalor ngidul yang sederhana selalu berujung pada nasihat bijak laiknya orangtua kepada anak-anaknya, tentang keluarga, tentang pekerjaan, tentang orangtua dan anak, tentang jodoh, tentang kebahagiaan.

"Orang bisa saja punya 10 pesawat terbang. Silakan. Tapi saya tetap bahagia dengan ke mana-mana naik sepeda. Bahagia itu timbul dari hati kok." Begitu katanya, yang langsung diiyakan oleh istrinya. Ah, kompak sekali mereka. Anaknya yang duduk di sebelahnya manggut-manggut sambil senyum-senyum. Entah apa artinya. hehehe.

Obrolan masih berlanjut sampai menjelang sore. Kami "dipaksa" makan (lagiii?) dan tetap terasa nikmat, habis banyak lagi. Lele goreng, sambel goreng krecek, kerupuk udang, semangka, tahu goreng. Ya ampun, seharian itu entah saya makan berapa kali. Ah, gak papa, yang penting hari itu banyak ilmu. Kapan-kapan ke sana lagi ah. #weits


Tidak ada komentar :

Posting Komentar