Selasa, 30 Desember 2014

90 Days Project — Selesai!


Proyek 90 hari terakhir 2014 berakhir sudah. 90 hari yang seru dan sarat pemahaman baru. 
 
***

Idenya sederhana, its about enjoying the new little things. Melakukan hal-hal baru dan sederhana yang belum pernah dilakukan atau yang sudah lama tidak lagi dilakukan. 

Mengapa tergerak ikut membuat proyek akhir tahun? Belajar dari sebuah perjalanan (setidaknya perjalanan saya), perjalanan pulang biasanya lebih diwarnai dengan tidur kelelahan dan melewatkan pemandangan dari sisi lain kendaraan. Pun, mengakhiri tahun biasanya saya lebih banyak santai, sibuk melihat ke belakang, dan berhitung, sering abai bahwa masih ada beberapa hari sampai akhir tahun yang sama berharganya dengan hari-hari lain yang sudah berlalu. Juga supaya saya belajar bagaimana memiliki semangat yang sama besarnya dengan ketika memulai tahun ini. Dan yang terpenting adalah menikmati prosesnya. 

Mengapa “enjoying the new little things? Mencurahkan perhatian pada hal-hal kecil yang tidak mendesak (dan tidak masalah jika tidak dilakukan, apalagi tidak bersentuhan langsung dengan kehidupan pribadi kita) perlu tekad kuat. Saya yakin ada hal besar yang dibawa bersamanya. Musti dicoba.

***

Demikian yang saya tulis pada waktu hendak menjalankan proyek ini. Dalam prosesnya sampai selesai pada hari terakhir 2014 ini, banyak hal yang saya dapatkan, entah untuk diri sendiri atau dalam hal hubungan dengan orang lain, serta dalam pekerjaan. Lebih banyak pengetahuan didapat, lebih peduli pada kondisi sekitar, lebih dekat dan mengenal keluarga dan teman-teman, lebih fokus pada pekerjaan, lebih rajin [belajar] menulis, dan yang jelas saya jadi lebih bersyukur atas segala sesuatu, atas tahun 2014 yang hampir berlalu, atas pekerjaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu, atas kesehatan, atas orang-orang yang selalu ada dan mendukung saya. Bahkan, bersyukur atas kesulitan dan tantangan yang tidak mudah karena itu ternyata adalah raksasa penjaga berkat.

Pembelajaran terbesarnya adalah bertahan pada komitmen yang sudah dibuat untuk menyelesaikan rencana sampai selesai. Betapa sering kita (baca: saya) menggebu-gebu di awal, surut di tengah-tengah, dan lalu lupa untuk melanjutkan. Selama 90 hari terakhir ini saya benar-benar belajar menepati janji kepada diri sendiri, tidak berhenti di tengah jalan, menikmati setiap detail prosesnya, dan menarik pelajaran penting dari semua itu.

Semoga tahun depan kehidupan kita lebih baik dan lebih berkualitas. Selamat Tahun Baru 2015.

90 Days Project — 2014 Reading Challenge

#happy reading


Reading challenge 2014 selesai. Hore. Senang bisa menepati janji pada diri sendiri. Daftar bukunya di sini.

Minggu, 28 Desember 2014

90 Days Project — Berbenah


#inspirasi

Dalam sebuah proses, berbenah menjadi bagian penting; dalam pekerjaan, dalam perjalanan, dalam kehidupan sehari-hari. Berbenah adalah memberikan ruang lebih untuk sesuatu yang baru. Apalagi ini mendekati akhir tahun dan menjelang awal tahun, berbenah hampir selalu menjadi bagian tak terpisahkan. Bahkan untuk urusan hati, berbenah juga perlu. Prioritas pun begitu. 

Saat berbenah, kita menata yang semrawut, memindahtempatkan yang tidak perlu, meluangkan tempat untuk yang akan datang. Berbenah membuat kita lebih lega memandang segala sesuatu, lebih leluasa menempatkan segala sesuatu. 

***

Sejak dipercaya mengurus “rak besar”, rasanya saya belum pernah berbenah besar-besaran. Awal bulan kemarin membuat rencana, sebelum liburan akhir tahun rak itu harus rapi. Merapikan yang semrawut, memindahtempatkan hal-hal yang sudah tidak diperlukan, dan meluangkan tempat yang longgar untuk berbagai kesempatan dan pekerjaan yang menanti tahun depan. Move on dari semua pekerjaan yang telah lalu, dan menyambut pengalaman-pengalaman baru yang membentangkan tantangan dan pembelajaran baru.

Semangaaat. ^^

Rabu, 24 Desember 2014

90 Days Project — Review Komik

#happyreading

Punya blog buku dan masih suka baca komik, tetapi belum pernah nulis di blog tentang komik. Mumpung masih dalam rangka proyek 90 Days Project, itu pantas dicoba. Kebetulan setahun ini suka banget baca komik Barista (di samping Detektif Conan, tentu saja). :D

Barista adalah komik yang bagus banget. Bagi para penggemar kopi dan kafe, komik ini wajib dibaca. Atau, jika ada yang sedang riset untuk membuat novel atau tulisan tentang kopi dan barista, komik ini layak banget menjadi referensi. Di dalamnya banyak sekali pengetahuan tentang dunia kopi dan variasinya, juga pengolahan dan penyajiannya. Serinya belum selesai terbit, jadi masih terus penasaran dengan kelanjutannya.

Review-nya cekidot di sini.


Senin, 22 Desember 2014

90 Days Project — Kejutan untuk Kawan

#friendzone 

Ada seorang kawan yang karena kondisi kesehatannya, ia tidak bisa bebas bepergian ke mana-mana. Kondisinya itu membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal yang dia ingin lakukan. Namun, saya salut untuknya. Ia selalu tersenyum dan tidak ingin orang-orang di sekitarnya tidak bersemangat. Badannya yang sangat mungil menyimpan semangat yang begitu besar.


Natal ini saya ingin sekali memberinya kejutan. Bukan sesuatu yang besar, apalagi luar biasa, tetapi saya berharap banget itu bisa bermanfaat dan menemani hari-harinya. Sayangnya dia tinggal di luar kota, jadi saya hanya bisa mengirimkannya via pos.


Selamat Natal, Nes. Tetaplah bersemangat, Kawanku.

90 Days Project — Mengalihbahasakan Postingan Blog

#happyblogging

Ingin sesekali mengalihbahasakan postingan blog supaya lebih banyak orang bisa merasakan manfaatnya. Setelah dipilih-pilih dan melihat jumlah postingan yang banyak dikunjungi, saya memilih "Cara Mem-posting Track SoundCloud di Blog" untuk dialihbahasakan ke bahasa Inggris. Hasilnya lihat di sini. Semoga bermanfaat dan semoga hasil terjemahannya tidak kacau. hehe.


How to Embed A SoundCloud's Tracks into Your Blog Posts


SoundCloud is an audio file sharing forum. Many people upload their audio files for public consumption via SoundCloud: song, piano, guitar, musical poetry, and many others.

You can create a list of your favorite songs. Certain files can even be downloaded. You can also share your favorite tracks on social media, Facebook, Twitter, Google+, Pinterest. In fact, you can upload it on your blog posts.

Here is how to embed SoundCloud’s tracks into your blog posts. Mazel tov!


1. Select a SoundCloud's track to be embedded on your blog posts, then click "share".

1390589707624632378
 
2. In the next dialogue box that appears, select "embed", then copy the "Embed Code" available.

1390589965612914737

3. If you use WordPress, copy "WordPress Code" available.

13905901801563555158

4. Go to your blog. Create a new entry or open a blog post you've prepared. Click "html", and paste the "Embed Code" into the space provided.

13905907531336265649

5. Write or finish your blog posts in "compose".

1390590868451119440

6. If you want to post more than one track in one post, just repeat the steps above.

7. Done. You can preview and publish your posts. Click play and let's sing!

Simple, right? You can see an example here or here.

90 Days Project — Dear Secret Santa

#Natal

Pagi-pagi, dingin, tidak sempat sarapan, eh sampai di kantor sudah ada hadiah nangkring di meja. Horee, ada hadiah dari Secret Santa. Dan tarraaa ...



LED light night. Cocok banget hadiahnya. Sehabis mendapat informasi tentang lampu LED hemat energi tempo hari, saya memang sedang cari-cari lampu LED untuk di kamar. Tahu ajaaa ....

Penasaran banget siapa orangnya karena dia tidak memberikan petunjuk sama sekali. Beberapa teman sudah mengetahui Secret Santanya dari hasil "menyelidik" dan pengakuan. Tapi saya masih belum menemukannya.

Siapa pun dia, terima kasih banyak yaaa.

90 Days Project — Mengelola Keinginan


#bewise

Obrolan dengan anak lanang pada suatu sore.
Gagas: “Mah, aku pengin jadi astronot.”
Saya: “Kenapa pengin jadi astronot?”
Gagas: “Soalnya aku mau ajak Mamah ke Nebula M78.”
Saya: “Nebula M78? Apa itu?
Gagas: “Itu tempat tinggalnya Ultraman, Mah.”

***

Sungguh menyenangkan mendengar seorang anak melontarkan keinginannya dengan polos dan penuh semangat. Seperti ketika mendengar keinginan anak saya itu. Melihatnya begitu mantap dengan keinginannya, saya sampai tidak tega untuk mengatakan bahwa Ultraman dan Nebula M78 itu tidak sungguh-sungguh ada. Itu cuma film, Nak.

Bagaimana dengan orang dewasa? Sebenarnya, orang dewasa pun bisa sepolos anak-anak ketika memiliki keinginan. Namun, karena kita sudah tahu menakar realitas dan logika, kita menjadi lebih berhati-hati melontarkan keinginan dan ketika mewujudkannya. Belum lagi kita perlu memasukkan faktor “kepentingan orang lain” ke dalamnya. 

Setiap individu memiliki keinginan-keinginan pribadi. Ada beberapa saringan yang bisa kita gunakan untuk menyaring dan mengelola keinginan kita sebelum mewujudkannya:

1. Apakah penting dan mendesak?
Seperti “hukum kebutuhan”, penting dan tidak penting itu sifatnya relatif dan subjektif. Penting bagi kita, belum tentu penting bagi orang lain. Tapi, saya tidak yakin ada orang yang rela keinginannya dibilang tidak penting. Hehe. Oleh karena itu perlu ada parameter yang lain, yaitu apakah itu mendesak? Jika tidak segera diwujudkan, apakah itu akan menjadi hal yang fatal? 

2. Apakah bermanfaat?
Manfaat adalah alat ukur untuk menghindarkan kita dari sikap “sekadar mengumbar keinginan”. Jika memang tidak ada manfaatnya, apakah itu bisa digantikan dengan hal lain yang kita tahu jelas-jelas bermanfaat?

3. Apakah tidak merugikan orang-orang di sekitar kita?
Orang-orang yang ada di dekat kita, keluarga misalnya, adalah pertimbangan penting dalam setiap keinginan pribadi kita. Untuk apa kita memaksakan keinginan pribadi kita jika itu menyakiti orang-orang di dekat kita, orang yang kita sayangi. 

http://www.entrepreneur.com/dbimages/article/h1/7-mistakes-avoid-choosing.jpg

Minggu, 21 Desember 2014

90 Days Project — Berempat


#friendzone

Rasanya ini tulisan pertama tentang kami berempat. Empat perempuan yang menyatakan diri sahabat bagi yang lain. Sahabat yang bersama mereka kami tidak takut berbagi mimpi. Sahabat yang tak pernah berjumpa, tapi tak pernah abai menuang doa. Sahabat yang saling meyakinkan bahwa seorang ibu pun perlu menjadi diri sendiri dan mengejar mimpi.  

Sebenarnya kami pernah bekerja di tempat yang sama meskipun berbeda departemen. Seiring waktu, masing-masing mempunyai pertimbangan dan keputusan yang berbeda, sampai kemudian kami terpisah di empat tempat yang berbeda. Namun, siapa sangka, jarak yang memisahkan justru membuat kami saling menemukan. Jarak yang ternyata malah membuat kami semakin dekat sampai saat ini.

Masing-masing kami adalah seorang ibu dan seorang istri dengan dinamika yang berbeda-beda, tetapi disatukan dalam perjalanan sunyi: menulis. Pertemanan kami membentangkan banyak informasi, kesempatan, dan pembelajaran karena menjadi istri dan ibu, sekaligus memiliki pekerjaan dan menulis, adalah tantangan yang seru.

Yang unik dan saya suka dari pertemanan kami adalah masing-masing kami punya simbol. Simbol yang selalu menjadi inspirasi dan semangat bagi masing-masing dan bagi lainnya. Kupu-kupu, capung, burung kecil, dan pohon. Dan mereka berempat akan memiliki kisahnya sendiri-sendiri.






90 Days Project — 30 Hari Lacto Ovo Vegetarian


#hidupsehat

Sebulan kemarin belajar menjadi lacto ovo vegan (vegetarian, tetapi masih mengonsumsi telur dan susu, juga produk-produk turunannya). Sudah lama merencanakan ini, tetapi baru kesampaian sebulan belakangan. 

Latar belakangnya adalah kepentingan kesehatan, dan ingin belajar gaya hidup yang lebih sehat. Apalagi mengingat saya lumayan sering mengalami gangguan pencernaan. Beragam informasi menyebutkan bahwa diet vegetarian bisa sangat membantu memperbaiki proses metabolisme tubuh, memiliki perut yang sehat, terhindari dari lemak jahat dari asupan makanan, dan dapat menurunkan risiko terkena kanker.

Selama 30 hari mencoba diet lacto ovo vegetarian, efeknya sangat terasa. Badan lebih ringan dan lincah, juga lebih segar. Perut terasa “bersih”, bisa jadi ini karena metabolisme lancar. 

Harus dicoba lagi, tetapi harus dengan persiapan yang lebih baik supaya keseimbangan nutrisi tetap terjaga.

90 Days Project — Mr. Potato Head

#manusia.yang.terbuat.dari.semangat
#inspirasi

Berkali-kali menemani anak lanang yang tidak bosan-bosannya nonton Toy Story, akhirnya saya ketularan suka banget sama Woody dan teman-temannya. Selain Woody dan Buzz, di film itu, ada karakter lain yang menurut saya sangat menarik, yaitu Mr. Potato Head. Dari awal film ini muncul, saya sudah jatuh cinta sama Mr. Potato Head yang sangat unik. Hehe.

Sekilas ia seperti mudah marah, tetapi sebenarnya ia sangat dekat dan perhatian kepada teman-temannya. Uniknya adalah dia selalu rempong dengan anggota badannya yang selalu copot. Meskipun begitu, ia mampu memimpin ketika Buzz dan Woody sedang tidak di tempat.

Ada beberapa adegan favorit saya (dan anak lanang) dalam film Toy Story (1, 2, 3). Adegan pertama pernah saya tulis di blog ini, adegan Woody dan Buzz terbang lalu “jatuh dengan gaya”. 

Adegan lain yang saya suka adalah adegan yang melibatkan Mr. Potato Head di Toy Story 2. Kemarin malam nonton Toy Story 2 (lagi dan lagi), jadi ingat dengan adegan ini. Singkatnya, dikisahkan bahwa Woody diambil oleh Al untuk dibawa ke Jepang dan dijadikan koleksi museum. Teman-temannya berusaha mengejarnya untuk membebaskannya. Sewaktu Al keluar dari apartemen membawa Woody, pintu apartemen tertutup otomatis dan nyaris saja teman-teman Woody tertinggal di dalamnya.

Pada saat-saat yang genting itu, Mr. Potato Head melakukan “jurus” yang tak terduga. Ia melepas topinya dan melemparkannya ke pintu untuk menahan pintu supaya tidak tertutup, seperti permainan freesbe. Pintu pun urung tertutup karena terganjal topi Mr. Potato Head. Wiiihh. Belakangan saya membaca sebuah artikel bahwa adegan tersebut adalah parodi dari Oddjob dan topinya dalam film dan komik James Bond. Bahkan bentuk topinya pun mirip. Kereeen.

Point to Ponder: Hal-hal kecil yang kita anggap tidak penting, bahkan tidak berguna, suatu saat bisa saja sangat berguna dan berarti bagi banyak orang. Harus disyukuri.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/05/02/article-2318311-1996FEC9000005DC-422_640x623.jpg