Mempunyai beberapa naskah cerpen, tetapi selalu tidak punya nyali untuk mengirimnya ke surat kabar atau majalah. Mentoknya, dikirim untuk diikutkan lomba cerpen Femina. Itu pun belum pernah menang. Hehe.
Pernah kirim cerpen untuk lomba
cerpen yang diadakan oleh sebuah penerbit. Seneng banget begitu membaca
pengumuman bahwa cerpen saya lolos. Sayang, sampai sekarang tidak ada
kelanjutannya dan tak pernah ada kabar berita dari penerbit itu. Ditulis dengan
sepenuh hati, tetapi disia-sia begitu saja.
#menolaklupa. Bahkan teman sesama pemenang yang menanyakan hal itu
ke penerbit tersebut malah mendapatkan respons yang kurang menyenangkan. Fiuuhh. Sakitnya tu di sini.
Semangat yang patah mengeringkan
tulang. Menyerah tidak akan membawa kita ke mana pun. Akhirnya kesempatan lain
datang, ditawari membuat antologi cerpen. Dari 22 pendaftar, saya nomor 22.
Nyaris saja terlewat. Semoga cerpen saya benar-benar menemukan rumahnya kali
ini. Katanya, antologi itu direncanakan terbit pas hari Ibu. Kalau jadi terbit, berarti ini adalah buku pertama sekaligus antologi pertama. Tak sabar
menimangnya. :D
Tidak ada komentar :
Posting Komentar