Pernah menyaksikan
Pinguin Emperor? Di tayangan BBC atau film dokumenter, mungkin? Pinguin Emperor
adalah jenis pinguin yang sanggup berenang dalam waktu yang cukup lama dan melesat
di air dengan kecepatan yang dahsyat. Ia akan berhenti saat sampai di daratan
tujuannya.
Pada suatu musim dalam
kehidupan, saya pernah seperti Pinguin Emperor itu, melesat tanpa henti. Menyibukkan
diri dengan banyak kegiatan dan pekerjaan. Bekerja, bekerja, dan bekerja. Bergerak,
bergerak, dan bergerak. Sibuk, sibuk, dan sibuk. Ibaratnya, memelesetkan lagu
John Denver, living in a jet plane. Saya
bahkan (sengaja) lupa bahwa jiwa saya perlu keseimbangan, bahwa saya perlu
berhenti sejenak untuk menikmati dan merayakan hidup, bahwa saya perlu “ada” untuk
orang-orang yang bagi mereka saya sibuk bekerja.
Sampai kemudian saya
“bertobat” (baca: disadarkan) oleh banyak proses yang tidak menyenangkan. Untuk
apa saya terus-menerus bergerak? Untuk siapa saya bersibuk-sibuk? Sampai kapan
saya akan melakukan semua itu? Bagaimana jika kemudian saya tidak punya
kesempatan untuk menikmati semua hal yang saya upayakan dengan keras itu? Saya
merenung sampai merinding.
Oke, fixed, akhirnya saya memutuskan untuk “keluar
dari jet plane”, mengurangi kesibukan, dan “memelankan” langkah.
Mudahkah prosesnya?
Tentu saja tidak. Sebuah kenyamanan tidak hanya bicara tentang sesuatu yang
aman dan menyenangkan. Hal-hal yang sangat menantang, bahkan sulit dan menyita
waktu, bisa juga menjelma menjadi kenyamanan ketika kita memilih untuk tetap
menjalaninya apa pun taruhan dan risikonya. Meninggalkan dan menanggalkannya
pun menjadi sangat sulit. Jika Anda pernah merasakan hal seperti ini, Anda
tidak sendirian.
Ketika memutuskan
untuk memelankan langkah, adakah yang kemudian terhilang dari saya? Ada. Tetapi
itu tidak sebanding dengan apa yang kemudian saya dapatkan dan rasakan. Saya
bisa lebih fokus dan saya bisa lebih banyak tertawa.
Kadang kita memang perlu
melesat seperti Pinguin Emperor, tetapi terkadang kita juga perlu seperti
Gloria di film Madagascar. #ups
Ah, aku jadi ikut termenung ... (bukannya merenung? fiuh.)
BalasHapushihi. Alohaa viiii
Hapus