Getir sepenuhnya,
terlukalah sepenuhnya,
seperti tak kau lihat lagi matahari esok pagi.
Mengembunlah matamu sampai gerimis seolah kabut mendesakmu hingga sesak,
seperti tak kau temui lagi ruang untukmu bergerak.
Menggeleparlah tanpa malu seolah perih di hatimu meruang di paru-paru
lalu mengoyak jantungmu,
seperti sudah tak ada lagi sakit yang lebih
menjerit dari itu.
Tergeruslah sepenuh hati seolah serpih-serpihnya justru menembus
punggungmu,
terbang mengejekmu,
lalu memedihkan mata sebelum pulang ke
dadamu yang terasa pecah.
Sbab hanya dengan begitu darahmu menulis kalimatnya;
tangismu menemukan maknanya;
dan langkah terseok itu menguat di sana.
Ya?
________________________
Puisi ini adalah kado dari Dina. Ho ho ho. Makasiiiihh. Jangan lelah, pokokmen. ^_^
Jumat, 15 April 2016
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar