Kemarin jalan-jalan di pusat kota dan tiba-tiba teringat opini di Kompas beberapa waktu lalu tentang nasib pejalan kaki di kota.
Sudah jamak kita ketahui bersama bahwa pejalan kaki sepertinya semakin tidak mendapatkan tempat di ruang sosial yang bernama jalan. Setiap kali ada pembangunan jalan baru, mobil dan motorlah yang diprioritaskan. Sementara, pejalan kaki tidak masuk pertimbangan, padahal pejalan kaki juga termasuk salah satu pengguna jalan. Ada Undang-undang yang menyebutkan soal itu (pasal berapa ya??).
Sudah jamak kita ketahui bersama bahwa pejalan kaki sepertinya semakin tidak mendapatkan tempat di ruang sosial yang bernama jalan. Setiap kali ada pembangunan jalan baru, mobil dan motorlah yang diprioritaskan. Sementara, pejalan kaki tidak masuk pertimbangan, padahal pejalan kaki juga termasuk salah satu pengguna jalan. Ada Undang-undang yang menyebutkan soal itu (pasal berapa ya??).
megapolitan.kompas.com |
Dengan berkurangnya area khusus untuk pejalan kaki berarti hal ini membicarakan wacana lain yang juga penting, yaitu keselamatan. Bagaimana dengan keselamatan pejalan kaki jika mereka harus berbagi jalan dengan mobil dan motor yang kecepatannya tidak sebanding. Padahalnya lagi, pengguna jalan bukan hanya motor dan mobil, serta pejalan kaki, tetapi juga becak, andong, dan sepeda. Bagaimana dengan mereka? Untuk sepeda, memang sekarang sudah ada area khusus sepeda. Bahkan di traffic light, kita akan menjumpai area khusus bagi sepeda. Di Yogyakarta ini, bahkan di banyak tempat di sekitar tikungan biasanya diberi petunjuk jalan yang berbunyi "Alternatif sepeda menuju ....". Sebuah dukungan dan sarana yang bagus untuk mendukung kampanye "bike to work" atau "bike to school", meskipun hal ini belum menyentuh kebutuhan dan kepentingan orang-orang yang "walk to work" atau "walk to school".
Ini sebenarnya tidak hanya bicara soal hak menggunakan jalan, tetapi juga bagaimana menghargai orang lain. Saya pernah melihat tayangan di televisi mengenai kawasan pedestrian di Australia. Bagaimana pejalan kaki di sana begitu dimanja dengan kawasan berjalan kaki yang bersih, luas, dan nyaman. Bahkan, di sepanjang jalan di sediakan semacam kran air bersih siap minum. Woww ....
Yah, mungkin terlambat kalau kita ingin menata ulang kota kita menjadi seperti itu karena itu tidak memungkinkan. Yang bisa kita lakukan adalah memulainya dari diri sendiri dengan menghormati para pejalan kaki yang berbagi jalan dengan mobil atau motor kita. Atau, apabila ada proyek pembangunan jalan, mungkin pemerintah bisa memasukkan para pejalan kaki sebagai salah satu pertimbangan penataan jalan.
Mmmmm ....
Tidak ada komentar :
Posting Komentar