Gru & Dru |
Di Despicable Me 3, Gru bertemu saudara kembarnya yang dia tidak pernah tahu sebelumnya. Namanya Dru. Gru sebenarnya tidak sabar ingin bertemu Dru, tetapi begitu bertemu, dia dengan cepat menyadari bahwa mereka benar-benar berbeda.
Gru tidak berambut. Dru berambut pirang yang gondrong.
Gru dingin dan serius. Dru selalu tertawa.
Gru cemberut. Dru ramah dan bersahabat.
Meskipun Gru tidak menyukai karakter saudara kembarnya, akhirnya mereka kompak melawan Balthazar (musuh yang meneror kota) dan merebut kembali berlian yang sudah dicuri oleh Balthazar. Senjata Balthazar adalah keytar (keyboard gitar) dan bom permen karet. Aksi jahatnya selalu dilakukan dengan moonwalk diiringi lagu-lagu lawas, seperti lagunya Michael Jackson dan Madonna. Jahat, tapi keren. Eh, keren tapi jahat.
Untuk anak-anak (setidaknya anak saya hehe), Minions adalah daya tarik utama film ini. Anak saya sampai-sampai sudah memberikan warning sejak sebelum libur kenaikan kelas, "Mah, jangan lupa kita nonton Despicable Me 3". (Baiklah). Sayang, di film ketiga ini Minions sepertinya hanya seperti cameo saja. Setelah ramai-ramai pergi meninggalkan Gru, Minions seperti terlepas dari cerita. Mereka nyambung kembali di akhir cerita, mendadak datang sebagai pahlawan yang menolong Gru, Dru, Lucy (istri Gru), Margo, Edith, dan Agnes melawan Balthazar.
Beberapa bagian memang tidak sesuai untuk anak-anak, misalnya (yang jelas banget) adalah ketika Gru menemui ibunya yang sedang berenang bersama dua laki-laki. Buat saya pribadi, adegan itu sangat menganggu. Hehehe.
Terlepas dari itu semua, dan juga terlepas dari mitos-mitos yang beredar tentang film ini, ada nilai-nilai positif yang bisa kita tonjolkan untuk anak-anak kita.
Misalnya, Gru & Dru. Meskipun darah penjahat mengalir dalam tubuh mereka, mereka tidak ingin Balthazar menghancurkan kota, dan berusaha keras mencegahnya. Dan meskipun Gru sudah dipecat dari Anti Villain League (kelompok anti kejahatan), Gru tetap berusaha mengambil kembali berlian yang dicuri oleh Balthazar.
Agnes, mengejutkan. Dia terobsesi dengan unicorn. Dia meletakkan aneka permen di tengah hutan demi memancing unicorn keluar. Setelah lama ditunggu, akhirnya muncullah sesuatu yang diharapkan. Ketika yang keluar dari semak-semak adalah seekor anak kambing berwarna putih bersih dengan salah satu tanduknya yang kurang sempurna (seolah-olah dia hanya punya satu tanduk), saya sudah spontan membayangkan Agnes kecil menangis, ternyata saya salah. Dia digambarkan sangat gembira meskipun yang dia dapatkan berbeda dengan yang dia harapkan. Hhhmmm ... bagian ini sepertinya sengaja nyindir (saya) ... haha.
Margo & Lucy. Terlihat sekali emosi di antara keduanya. Bagian yang menyentuh dalam film ini, mereka yang memegang, terutama Lucy. Lucy dengan caranya sendiri berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak-anak Gru (Margo, Edith, Agnes). Sedangkan Margo (yang digambarkan sudah lebih dewasa) berusaha untuk menerima Lucy. Upaya Lucy yang lucu, bahkan kadang lebay, menyentuh Margo. Bisa ditebak kan ending di antara keduanya?
Beberapa bagian rasanya hanya menempel, tetapi tidak menyatu. Salah satunya keberadaan Minions di film ketiga ini. Waktu film selesai, dan kami menunggu sampai agak longgar, anak saya menyenggol saya, "Mah, Gru kok bisa tahu kalo itu Mel ya? Kan Minions ada banyak." Mungkin karena Minions tidak diberi porsi lebih, sehingga sedikit sekali kesempatan untuk kita mengenali mana Mel, mana Bob, mana Carl, atau yang lainnya. Atau, jangan-jangan saya aja yang nggak hafal mereka. *krik krik*