Senin, 10 November 2014

90 Days Project — Satu Hari Tanpa Mengeluh

#tips

Saat cuaca panas dingin begini, pas deadline sana-sini, ditambah badan sedang tidak begitu fit, mau bikin a new little thing ‘satu hari tanpa mengeluh’? Membayangkan saja sudah menambahkan satu lagi keluhan. Tapi, sangat menantang untuk dicoba. Dan, astaga! Ternyata bisa lho sehari tanpa mengeluh.

Bagaimana caranya? Setiap orang pasti punya caranya masing-masing untuk mencegah keluhan terlontar dari mulut. Cerita saya ini mungkin sama atau mungkin bisa menjadi inspirasi. Semoga.

1. Persiapan
Berdoa sudah pasti, mohon selalu diingatkan akan niat baik kita hari ini untuk tidak mengeluh.
Mandi, keramas, dan bersiap ke kantor seperti biasa. Bedanya adalah bercermin lebih lama, bukan untuk kepentingan dandan tentu saja. Bercermin lebih lama dan mengamati wajah sendiri lebih lama. Tersenyum dan mengucap syukur atas setiap detail yang terpantul di cermin. Pastikan bahwa yang terpantul di cermin adalah wajah kita sendiri. *hallah_skip_nggakpenting*
Kemudian, katakan kepada diri sendiri, ciptaan seindah ini sayang jika dikotori dengan keluhan. Lebay, ya? Tapi, sungguh, ini memberikan semangat positif dalam diri kita. Saya merasakannya pada penghujung hari itu.

2. Menghadapi ancaman mengeluh pagi hari
Hal yang bisa memunculkan keluhan pada pagi hari adalah waktu dan kesibukan pagi. Ini bisa diatasi dengan bangun lebih pagi, supaya kita tidak mengeluh “bangun kesiangan”. Setel alarm kalau perlu. :D
Kalau saya, yang paling menantang adalah ketika berhadapan dengan anak lanang yang susah sekali bangun pagi dan mandi pagi. Dia sering sewot dan marah kalau diingatkan untuk segera mandi dan bersiap ke sekolah. Dalam keadaan terburu-buru, saya bisa ikutan sewot. Tapi pagi itu, waktu ekspresi wajahnya sudah menunjukkan kesewotan, saya cepet-cepet bilang, I love you, Gagas, dengan nada riang. Pas dia mau marah, I love you, Gagas. Lama-lama dia tertawa, tidak jadi marah. Ajaib, acara mandi pagi itu menyenangkan!

3. Menghadapi ancaman mengeluh di jalan
Satu ancaman mengeluh diatasi akan mempermudah menghadapi ancaman berikutnya, saya yakin itu. Rasanya setiap pagi selalu ada orang di jalan yang sedang terburu-buru. Pengennya jalanan lancar, tidak macet, tidak ada yang naik kendaraan seenaknya. Jika kita pernah atau sering terburu-buru, kita pasti tahu banget rasanya. Karena kita tahu rasanya, [seharusnya] kita bisa lebih paham kondisi itu. Jadi ketika tiba-tiba mendengar bunyi klakson yang mengagetkan, saya katakan kepada diri sendiri dengan ringan, Ooo … dia sedang buru-buru.
Hindari melamun di jalan karena ketika kita kaget karena ada klakson yang tiba-tiba berteriak, kita bisa spontan mengeluh, atau parahnya, marah-marah sendiri. Hehe.

4. Menghadapi ancaman mengeluh siang hari
Cuaca panas dan AC ruangan kurang mendukung, atau cuaca dingin dan pengen ngemil tetapi tidak boleh makan pas jam kerja, deadline naskah, dan masih banyak hal-hal lain seputar pekerjaan yang bisa menjadi ancaman untuk mengeluh. Saya ingat satu buku yang pernah saya baca tentang menghadapi situasi sulit: daripada mengeluhkan lampu yang padam, lebih baik mencari lilin. Bener banget. 
Tapi, ada satu hal yang mengingatkan saya untuk lebih mudah menghindari mengeluh karena keadaan itu, yaitu bahwa saya tidak sendirian merasakannya.

5. Menghadapi ancaman mengeluh sore dan malam hari
Tantangan pada sisa hari itu lebih mudah dihadapi. Beneran. Kita tinggal me-recall prestasi “tidak mengeluh” sepanjang hari itu dan manfaat yang dirasakan, dan ancaman keluhan berikutnya menjadi lebih mudah dihadapi.

***

Efeknya?
 Rumusan matematikanya adalah “tidak mengeluh = bersyukur”. Kita jadi lebih mudah dan lebih banyak bersyukur atas semua yang kita lalui dan kerjakan hari itu.
  Ada perasaan lebih bahagia karena kita merasakan bahwa semua yang terjadi hari itu tidak ada yang membuat kita mengeluh.
  Memberikan aura positif bagi orang-orang di sekitar kita. Saya percaya semangat positif itu sifatnya menular.
  Merasa lebih sabar. *cieeee*

Mengakhiri hari
Pada penghujung hari, sempatkan untuk bercermin lagi. Percaya tidak percaya, wajah yang terpantul di cermin adalah wajah yang berseri-seri. Tapi, pastikan bahwa itu wajah kita. Hehehe.

Hasil nemu di Google, pas banget. ^_^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar