Minggu, 02 November 2014

90 Days Project — Tips Lapang Hati

#tips
[rasanya belum pernah posting tips di blog ini. Semoga akan ada lagi tips-tips berikutnya]

Hari ini seharusnya kami piknik ke Tawangmangu. Sudah lama banget pengen ke sana. Ibu bilang, terakhir kali kami sekeluarga ke Tawangmangu, saya masih 2 tahun. Waduh, lama nian. Begitu kantor membuat pengumuman akan piknik ke Tawangmangu, saya benar-benar bersorak. Gayung bersambut.

Hari ini seharusnya kami piknik ke Tawangmangu. Bekal sudah siap. Baju ganti sudah beres. Kamera sudah dikosongkan untuk merekam setiap detail. Di kepala sudah tersimpan banyak rencana untuk bahan 90 Days Project.

Tapi tiba-tiba sehari sebelum hari H, anak lanang demam tinggi dan mual. Malamnya, masih demam meskipun sudah minum parasetamol. Paginya, panas sudah lumayan turun tapi masih anget dan masih demam.

Huks. Dengan setengah hati saya menghubungi teman-teman kantor, membatalkan ikut piknik. Kecewa berat rasanya. Tapi, saya harus berlapang hati, toh ini di luar dugaan.

Saya menulis tips berlapang hati ini sebenarnya untuk menghibur diri sendiri hehehe, tetapi jika ini bisa bermanfaat untuk semua yang membaca, saya pasti lebih terhibur lagi. ^^

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan jika kita berjumpa dengan kondisi serupa:

1. Bersiap untuk skenario terburuk
Manusia bisa berencana sebesar apa pun, sedetail apa pun, tetapi Sang Maha bisa membuat segalanya berubah, bahkan berbalik. Dari beberapa hari sebelumnya, saya sudah membuat daftar apa saja yang akan dibawa, apa saja yang harus dipersiapkan. Saya juga sudah bertanya-tanya, apa saja yang bisa kita nikmati di sana.
Saya terlalu bersemangat sampai lupa pesan pujangga untuk bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata. Ini pelajaran besar bagi saya, ada rencana yang lebih besar daripada rencana besar saya.

2. Tidak muluk-muluk
Jarang bepergian jauh keluar kota membuat acara semacam ini terasa sangat istimewa. Merancangkan banyak hal jauh-jauh hari adalah indikasinya. Ini pelajaran bagi saya, bahwa saya tidak perlu terlalu muluk-muluk, biasa saja, mengalir saja.

3. Tidak mempersulit diri sendiri
Peristiwa tak terduga semacam ini pasti tidak akan terasa sangat mengecewakan jika saya tidak menyibukkan diri dan mempersulit diri sendiri dengan mempersiapkan segala sesuatunya terlalu berlebihan. Kata Pandji Pragiwaksono, Wooii, santaiiii ….

4. Berpikir: “masih ada kesempatan lain”
Benar sekali. Ini bukan satu-satunya. Masih ada kesempatan lain.  Move on.

5. Tetap berdoa
Ini bisa diterapkan dalam segala suasana. Kecewa karena batal piknik memang hanya hal kecil karena kita mungkin memiliki kekecewaan lain yang lebih besar. Tetap berdoa meski dalam kekecewaan memang tidak mudah dan doa juga tidak selalu membuat segala sesuatunya seperti yang kita inginkan, apalagi dalam sekejap. Tapi doa sudah pasti memberikan ketenangan. Dalam ketenangan, kita lebih mudah merasakan sukacita, kegembiraan, syukur, dan melihat solusi.

Sisa Cerita
Hari ini akhirnya kami piknik di rumah; bongkar bekal, nonton TV, main origami, tiduran, bikin kolak.

Sedih? Tentu saja. Tapi, “bersama dengan siapa” lebih penting daripada “di mana kita berada”, bukan? Saat sedang menyantap bekal di depan TV, anak lanang tiba-tiba berujar, “Mah, besok kalau ada libur panjang, kita ke Tawangmangu ya.” Saya mengangguk. Dia sepertinya berusaha menghibur saya, atau dia menghibur dirinya sendiri ya? Hehe.

Siangnya, pas dia sudah terlihat agak baikan, sudah lebih ceria, dia menghampiri saya sambil bawa kertas.

“Mamah mau tak bikinin pesawat?”

“Boleh,” jawab saya.

Kemudian dia berlalu, dan mulai sibuk di lantai.

Beberapa saat kemudian,

“Nih Mah, aku bikin dua pesawat. Pesawatku yang gambar bat. Pesawat Mamah yang gambar flower.

Ahh, so sweet kamu, Dik.

----------

Hari ini seharusnya kami piknik ke Tawangmangu. Ah, tidak. Hari ini kami piknik di rumah sambil menyimak kisah teman-teman yang piknik ke Tawangmangu. Selamat berlibur, kawan.

2 komentar :

  1. sama kayak mas yan, ke sana terakhir pas masih umur 2-3 thn. jadi kemarin adalah napak tilas pengalaman masa kecil hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda bingit Len. Mas Yan jadi napak tilas, aku enggak. hehehe
      *menunggu postingan Tawangmangu-mu* :-p

      Hapus