#tips
[rasanya belum pernah posting tips di blog ini. Semoga akan ada lagi tips-tips
berikutnya]
Hari
ini seharusnya kami piknik ke Tawangmangu. Sudah
lama banget pengen ke sana. Ibu bilang, terakhir kali kami sekeluarga ke
Tawangmangu, saya masih 2 tahun. Waduh, lama nian. Begitu kantor membuat
pengumuman akan piknik ke Tawangmangu, saya benar-benar bersorak. Gayung
bersambut.
Hari
ini seharusnya kami piknik ke Tawangmangu. Bekal
sudah siap. Baju ganti sudah beres. Kamera sudah dikosongkan untuk merekam
setiap detail. Di kepala sudah tersimpan banyak rencana untuk bahan 90 Days
Project.
Tapi tiba-tiba sehari sebelum hari H, anak
lanang demam tinggi dan mual. Malamnya, masih demam meskipun sudah minum
parasetamol. Paginya, panas sudah lumayan turun tapi masih anget dan masih
demam.
Huks. Dengan setengah hati saya menghubungi
teman-teman kantor, membatalkan ikut piknik. Kecewa berat rasanya. Tapi, saya
harus berlapang hati, toh ini di luar
dugaan.
Saya menulis tips berlapang hati ini
sebenarnya untuk menghibur diri sendiri hehehe, tetapi jika ini bisa bermanfaat
untuk semua yang membaca, saya pasti lebih terhibur lagi. ^^
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan
jika kita berjumpa dengan kondisi serupa:
1. Bersiap
untuk skenario terburuk
Manusia bisa berencana sebesar apa pun,
sedetail apa pun, tetapi Sang Maha bisa membuat segalanya berubah, bahkan
berbalik. Dari beberapa hari sebelumnya, saya sudah membuat daftar apa saja
yang akan dibawa, apa saja yang harus dipersiapkan. Saya juga sudah
bertanya-tanya, apa saja yang bisa kita nikmati di sana.
Saya terlalu bersemangat sampai lupa pesan
pujangga untuk bersiap kecewa, bersedih
tanpa kata-kata. Ini pelajaran besar bagi saya, ada rencana yang lebih
besar daripada rencana besar saya.
2. Tidak
muluk-muluk
Jarang bepergian jauh keluar kota membuat
acara semacam ini terasa sangat istimewa. Merancangkan banyak hal jauh-jauh
hari adalah indikasinya. Ini pelajaran bagi saya, bahwa saya tidak perlu
terlalu muluk-muluk, biasa saja, mengalir saja.
3. Tidak
mempersulit diri sendiri
Peristiwa tak terduga semacam ini pasti tidak
akan terasa sangat mengecewakan jika saya tidak menyibukkan diri dan
mempersulit diri sendiri dengan mempersiapkan segala sesuatunya terlalu
berlebihan. Kata Pandji Pragiwaksono, Wooii,
santaiiii ….
4.
Berpikir: “masih ada kesempatan lain”
Benar sekali. Ini bukan satu-satunya. Masih
ada kesempatan lain. Move on.
5. Tetap
berdoa
Ini bisa diterapkan dalam segala suasana.
Kecewa karena batal piknik memang hanya hal kecil karena kita mungkin memiliki
kekecewaan lain yang lebih besar. Tetap berdoa meski dalam kekecewaan memang
tidak mudah dan doa juga tidak selalu membuat segala sesuatunya seperti yang
kita inginkan, apalagi dalam sekejap. Tapi doa sudah pasti memberikan
ketenangan. Dalam ketenangan, kita lebih mudah merasakan sukacita, kegembiraan,
syukur, dan melihat solusi.
Sisa Cerita
Hari ini akhirnya kami piknik di rumah;
bongkar bekal, nonton TV, main origami, tiduran, bikin kolak.
Sedih? Tentu saja. Tapi, “bersama dengan
siapa” lebih penting daripada “di mana kita berada”, bukan? Saat sedang
menyantap bekal di depan TV, anak lanang tiba-tiba berujar, “Mah, besok kalau
ada libur panjang, kita ke Tawangmangu ya.” Saya mengangguk. Dia sepertinya
berusaha menghibur saya, atau dia menghibur dirinya sendiri ya? Hehe.
Siangnya, pas dia sudah terlihat agak
baikan, sudah lebih ceria, dia menghampiri saya sambil bawa kertas.
“Mamah mau tak bikinin pesawat?”
“Boleh,” jawab saya.
Kemudian dia berlalu, dan mulai sibuk di
lantai.
Beberapa saat kemudian,
“Nih Mah, aku bikin dua pesawat. Pesawatku
yang gambar bat. Pesawat Mamah yang
gambar flower.”
Ahh, so
sweet kamu, Dik.
----------
sama kayak mas yan, ke sana terakhir pas masih umur 2-3 thn. jadi kemarin adalah napak tilas pengalaman masa kecil hehe..
BalasHapusbeda bingit Len. Mas Yan jadi napak tilas, aku enggak. hehehe
Hapus*menunggu postingan Tawangmangu-mu* :-p