Senin, 30 Januari 2012

Ping

Judul: PING
Penulis: Stuart Avery Gold
Penerbit: BIP
Jml. hlm. 82 halaman









Ada satu hal yang tidak bisa dihindari oleh setiap insan di dunia fana ini, yaitu perubahan. Siapa yang akan menyangkalnya? Saya yakin tidak ada. Perubahan dalam hidup pasti ada, bisa berarti kemajuan ataupun kemunduran. Semuanya harus dihadapi, disikapi, diatasi, dan diperbaiki tentu saja.
Perubahan—perubahan besar—selalu menggelisahkan. … Perubahan itu dapat menciptakan kebingungan, keraguan, kemarahan, kecemasan, dan keputusasaan. Rasa takut akan perubahan bisa mencengkeram Anda dengan kekuatan yang begitu besar sehingga akan melumpuhkan Anda. Tetapi hanya jika Anda mengizinkannya. (hlm. 10)

Buku ini adalah tentang itu. Pertama kali melihat kaver buku ini dan membaca backcover-nya, yang pertama kali terlintas adalah buku Spencer Johnson yang fenomenal, Who Moved My Cheese? Keduanya bicara tentang bagaimana kita menyikapi dan mengantisipasi perubahan yang tidak bisa kita hindari. Hanya saja tokohnya berbeda.

PING, judul buku ini, adalah sekaligus nama tokoh utama di dalamnya. Ia adalah seekor katak penghuni kolam yang berpetualang untuk mencari kolam baru. Sebagai pelompat ulung, ia resah bila lingkungan sekitarnya sudah tidak memungkinkannya untuk menjadi pelompat ulung. Di kolam lama-nya, airnya tinggal sedikit. Ini membuatnya sulit untuk melompat. Perubahan inilah yang membuatnya memutuskan untuk meninggalkan kolam lamanya, zona nyamannya, untuk mencari kolam baru.

Perjalanan Ping mencari kolam baru sebenarnya menggambarkan perjalanan spiritual kita dalam hidup ketika kita menghadapi berbagai masalah dan perubahan. Burung hantu yang dijumpai Ping di jalan tidak hanya menuturkan kebijakan dan kebajikan kepada Ping selama perjalanannya, tetapi juga bicara kepada kita.

Meninggalkan kolam lama yang pastinya sudah memberikan kenyamanan kepada Ping tentu saja berisiko. Ping sadar itu. Namun, Ping juga sadar bahwa risiko itu memang harus diambil, atau ia akan mendapati risiko yang lebih besar. Pun kita. Ini soal pilihan; pilihan untuk meninggalkan masa lalu, menghadapi masa depan, dan melahirkan gagasan besar yang baru tentang hidup. Karena hidup adalah milik kita, untuk dijalani dengan penuh tujuan. Hidup yang berdasarkan pilihan, bukan peluang.

*sebenernya dulu pernah menulis resensi buku ini dan dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, tapi lupa filenya di mana ... hehe 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar